Diogo Jota: Kiprah Gemilang yang Terhenti Tragis di Usia 28 Tahun
Diogo José Teixeira da Silva, atau yang lebih dikenal sebagai Diogo Jota, merupakan salah satu talenta terbaik yang dimiliki Portugal dalam satu dekade terakhir. Lahir pada 4 Desember 1996 di Massarelos, Porto, Jota menapaki kariernya dengan penuh tekad, menembus kerasnya persaingan sepak bola Eropa hingga menjadi pilar penting bagi Liverpool FC dan tim nasional Portugal.
Karier profesionalnya dimulai di Paços de Ferreira, sebelum bakatnya menarik perhatian klub-klub raksasa. Ia sempat dikontrak Atlético Madrid, namun lebih sering dipinjamkan, termasuk ke FC Porto dan kemudian Wolverhampton Wanderers. Bersama Wolves, nama Jota melejit. Kontribusinya tak hanya membantu Wolves promosi ke Premier League, tetapi juga memperkuat reputasi dirinya sebagai penyerang yang agresif, cepat, dan haus gol.
Pada 2020, Liverpool mengucurkan dana sekitar €41 juta untuk mendatangkannya. Kepindahan ini terbukti menjadi investasi tepat. Dalam waktu singkat, Jota menjelma jadi sosok vital di lini depan The Reds, menambah daya dobrak di samping Mohamed Salah dan Sadio Mané (kemudian Darwin Núñez). Hingga akhir musim 2024/25, Jota menorehkan total 47 gol dalam 123 penampilan liga, turut membantu Liverpool meraih gelar Premier League musim lalu.
Sukses Bersama Portugal
Tak hanya di level klub, Jota juga membanggakan negaranya. Bersama Portugal, ia telah mencatat 49 caps dan 14 gol, termasuk menjadi bagian skuad yang menjuarai UEFA Nations League 2025. Kecepatan, kelincahan, dan naluri golnya membuatnya kerap menjadi andalan Fernando Santos (dan penerusnya) dalam membongkar pertahanan lawan.
Tragedi di Jalan Raya
Namun, semua cerita indah itu terhenti pada 3 Juli 2025. Dalam sebuah kecelakaan tragis di Zamora, Spanyol, Lamborghini yang ditumpangi Jota bersama saudara laki-lakinya, André Silva, kehilangan kendali, keluar jalur, lalu terbakar. Keduanya dinyatakan meninggal di tempat. Dunia sepak bola pun terpukul.
Liverpool menyebut kepergiannya sebagai “kehilangan yang tak terbayangkan”, sementara mantan manajer Jürgen Klopp, Cristiano Ronaldo, hingga federasi sepak bola Portugal ramai-ramai menyampaikan duka. UEFA bahkan mengadakan mengheningkan cipta sebelum pertandingan Euro Wanita antara Portugal vs Spanyol sebagai penghormatan terakhir.
Lebih dari sekadar statistik dan trofi, Diogo Jota meninggalkan warisan berupa teladan kerja keras dan dedikasi. Ia dikenal sebagai sosok rendah hati, dekat dengan keluarga, dan penuh cinta pada sepak bola. Dua pekan sebelum kecelakaan maut itu, Jota baru saja menikahi kekasih lamanya, Rute Cardoso, ibu dari ketiga anaknya.
Kini, nyanyiannya akan terus bergema di Anfield, wajahnya akan terus terpampang di mural-mural di Liverpool dan Porto, dan namanya akan abadi dalam hati para penggemar. Sepak bola kehilangan seorang bintang, tetapi kenangan akan kilau permainannya tak akan pernah padam.
Posting Komentar untuk "Diogo Jota: Kiprah Gemilang yang Terhenti Tragis di Usia 28 Tahun"
Posting Komentar