Timnas Putri Indonesia Gagal ke Piala Asia 2026: Jalan Panjang yang Harus Ditempuh Garuda Pertiwi

 

Timnas Putri Indonesia Gagal ke Piala Asia 2026: Jalan Panjang yang Harus Ditempuh Garuda Pertiwi

Zahtekhno.com — Harapan Timnas Indonesia Putri untuk mencatat sejarah lolos ke putaran final Piala Asia Wanita 2026 pupus sudah. Bermain di kandang sendiri, Indomilk Arena, Tangerang, Sabtu (5/7), Garuda Pertiwi harus mengakui keunggulan Chinese Taipei dengan skor tipis 1-2 pada laga terakhir Grup D Kualifikasi. Hasil ini menempatkan Indonesia di peringkat ketiga klasemen akhir, memastikan langkah mereka terhenti.

Duel Sengit yang Berakhir Pahit

Pertandingan ini sejatinya menjadi kesempatan emas bagi anak asuh Satoru Mochizuki untuk menunjukkan perkembangan signifikan. Namun, pertahanan Indonesia kembali diuji sejak awal. Chinese Taipei yang tampil agresif sukses membuka keunggulan lewat gol Su Yu-hsuan pada menit ke-20, memanfaatkan kelengahan lini belakang tuan rumah.

Meski sempat ditekan, Indonesia bangkit di babak kedua. Tepat di menit ke-48, kesalahan fatal penjaga gawang Chinese Taipei dimanfaatkan Helsya Maeisyaroh untuk mencetak gol penyama kedudukan. Stadion pun bergemuruh, menghidupkan asa Garuda Pertiwi untuk membalikkan keadaan.

Sayangnya, mimpi itu buyar pada menit ke-75. Liu Yu-chiao melepaskan tembakan jarak jauh yang tak mampu dijangkau kiper naturalisasi, Iris de Rouw. Skor berubah 1-2 dan bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Satu gol tambahan Chinese Taipei bahkan dianulir karena pelanggaran terhadap Iris.

Bukan Sekadar Tentang Kekalahan

Kekalahan ini membuat Indonesia menutup fase grup dengan hanya mengoleksi tiga poin hasil satu kemenangan atas Kirgistan, plus dua kekalahan melawan Pakistan dan Chinese Taipei. Mereka finis di peringkat ketiga, tertinggal enam poin dari sang pemuncak klasemen.

Namun, perjalanan Timnas Putri kali ini bukan hanya soal kegagalan. Banyak hal positif yang bisa dicatat. Salah satunya performa Iris de Rouw di bawah mistar gawang yang beberapa kali melakukan penyelamatan krusial. Selain itu, keberanian pemain-pemain muda seperti Helsya Maeisyaroh untuk menekan dan mengambil inisiatif di lini serang patut diapresiasi.

PR Besar Sepak Bola Wanita Indonesia

Fakta pahitnya, kegagalan ini juga menjadi cermin kondisi pembinaan sepak bola wanita tanah air yang masih jauh dari kata ideal. Liga putri yang tidak berkesinambungan membuat para pemain minim jam terbang kompetitif. Hal ini kontras dengan lawan-lawan yang rutin menggelar kompetisi domestik.

Federasi Sepak Bola Indonesia perlu menjadikan kegagalan ini sebagai momentum berbenah. Dengan semakin banyaknya pemain muda potensial, seperti Helsya dan Marsela Awi, ditambah keberadaan pelatih asing berpengalaman, Indonesia sebenarnya punya fondasi kuat untuk berkembang. Namun semua akan sia-sia tanpa ekosistem kompetisi yang sehat.

Menatap Masa Depan

Kegagalan lolos ke Piala Asia 2026 bukan akhir segalanya. Masih ada SEA Games, AFF Cup, dan tentu saja target jangka panjang untuk lolos ke Piala Dunia Wanita. Untuk itu, konsistensi program pengembangan, mulai dari kompetisi, scouting hingga fasilitas latihan, harus menjadi prioritas.

Garuda Pertiwi telah menunjukkan semangat juang yang luar biasa meski harus kandas di hadapan publik sendiri. Kini tugas kita bersama untuk memastikan mereka tidak kembali bertarung sendirian dalam upaya mengharumkan nama Indonesia di panggung sepak bola internasional.

Dedi Darwanto
Dedi Darwanto Saya adalah Konten Kreator dan seorang blogger

Posting Komentar untuk "Timnas Putri Indonesia Gagal ke Piala Asia 2026: Jalan Panjang yang Harus Ditempuh Garuda Pertiwi"