Kisah Tragis Sadick Adams: Talenta Emas yang Runtuh oleh Keserakahan

 

Kisah Tragis Sadick Adams: Talenta Emas yang Runtuh oleh Keserakahan


Pada ajang Piala Dunia U-17 tahun 2007, nama Sadick Adams sempat menggema di seluruh dunia. Empat gol yang ia cetak, plus kontribusinya membawa Ghana menembus semifinal, menjadikannya salah satu prospek paling panas di sepakbola usia muda.


Bahkan Majalah World Soccer kala itu menobatkan Adams sebagai talenta paling menjanjikan di dunia—mengungguli nama-nama besar seperti Sergio Agüero, Gareth Bale, hingga Ángel Di María.

Tak butuh waktu lama, raksasa Eropa seperti Atletico Madrid langsung bergerak merekrutnya.


Namun, di balik euforia itu, justru muncul keputusan yang mengubah seluruh hidup sang pemain.


Demi mengincar uang lebih banyak, orang tua Sadick Adams menandatangani kontrak dengan dua klub Ghana secara bersamaan. Pelanggaran berat tersebut membuat FIFA membekukan transfernya, sekaligus melarang Adams tampil di level profesional.


Hampir dua tahun masa emasnya hilang, periode krusial yang semestinya membentuk seorang calon bintang.


Saat sanksi berakhir, peluang itu sudah pergi. Adams tak pernah lagi mencapai level yang dulu begitu dijanjikan. Ia menghabiskan sisa kariernya di klub-klub kecil Afrika dan Timur Tengah—jauh dari panggung Eropa yang seharusnya menjadi rumah masa depannya.


Dedi Darwanto
Dedi Darwanto Saya adalah Konten Kreator dan seorang blogger

Posting Komentar untuk "Kisah Tragis Sadick Adams: Talenta Emas yang Runtuh oleh Keserakahan"