Pernah Gagal Juara Karena Penculikan Pemain Sendiri. Kisah Kelam Barcelona Tahun 1981
Jauh sebelum dunia mengenal Lamine Yamal, Barcelona pernah mengalami salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah La Liga.
Musim 1980/81, Barcelona sedang berada di puncak klasemen. Mesin gol mereka bernama Enrique Castro González, atau yang lebih dikenal sebagai Quini. Striker andalan itu tampil luar biasa dan menjadi tumpuan penuh Blaugrana dalam perburuan gelar.
Namun segalanya berubah pada Maret 1981.
Usai mencetak dua gol kemenangan ke gawang Hércules, Quini tiba-tiba menghilang. Awalnya banyak yang mengira ini hanya keterlambatan biasa. Nyatanya, Spanyol dikejutkan oleh kabar mengerikan:
Quini diculik.
Pelakunya adalah Battalion Catalano, kelompok yang diketahui memiliki keterkaitan dengan pendukung Espanyol, rival sekota Barcelona. Penculikan ini langsung menciptakan kepanikan di ruang ganti Camp Nou.
Tanpa Quini, Barcelona kehilangan arah.
Dalam lima laga yang dimainkan selama sang striker disekap, Barca hanya mampu meraih satu poin. Tim yang semula difavoritkan juara perlahan runtuh.
Akhir musim menjadi mimpi buruk.
Barcelona harus menutup kompetisi dengan finis di peringkat kelima, sebuah antiklimaks dari musim yang seharusnya bersejarah.
Quini akhirnya dibebaskan setelah Barcelona membayar uang tebusan sebesar 9,3 miliar rupiah. Ia kembali ke lapangan, disambut haru oleh publik Camp Nou.
Namun satu hal tak bisa diulang:
kesempatan menjadi juara yang sudah terlanjur dirampas oleh tragedi.
Sepak bola tak selalu soal taktik dan gol.
Kadang, sejarah ditentukan oleh peristiwa yang terjadi di luar lapangan.

Posting Komentar untuk "Pernah Gagal Juara Karena Penculikan Pemain Sendiri. Kisah Kelam Barcelona Tahun 1981"
Posting Komentar